Sistem Pengelolaan TBBM Tanjung Gerem Berstandar Internasional
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke TBBM Tanjung Gerem di Cilegon, Banten, Kamis (1/4/2021). Foto: Devi/Man
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyatakan Terminal BBM Tanjung Gerem merupakan storage yang sistem pengelolaannya sudah berstandar internasional. Volume storage TBBM Tanjung Gerem mencapai 110 ribu kilo liter atau setara dengan 110 juta liter. TBBM Tanjung Gerem adalah salah satu storage untuk memenuhi kebutuhan Marketing Operation Region (MOR) III yang mencakup DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
"Minyak yang setiap hari keluar dari sini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik itu industri maupun SPBU untuk masyarakat ada 3 ribu kilo liter setiap harinya. Hal ini menjadi penting untuk kita kunjungi karena dalam konteks ketahanan energi yang terus-menerus kita tingkatkan kualitasnya," ungkap Sugeng saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke TBBM Tanjung Gerem di Cilegon, Banten, Kamis (1/4/2021).
Setelah melihat secara langsung di lokasi TBBM Tanjung Gerem tersebut, Sugeng menyatakan bahwa benar sehari ada 3 ribu kilo liter BBM yang keluar untuk memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat, dan saat ini jumlah keseluruhannya ada sebanyak 100 ribu kilo liter, sehingga tingkat ketahanannya bisa mencapai 30 hari. Menurutnya hal ini sangatlah bagus.
"Kita cek capacity load-nya ada kurang lebih 80 persen dari 110 ribu kilo liter, maka ketahanan energi, khususnya BBM adalah kurang lebih 30 hari. Dengan demikian dari sisi ketersediaan cadangan APBN kita ada. Mengapa ini penting kita ketahui, karena terkait pula oleh kejadian terbakarnya tanki di Balongan yang memiliki posisi strategis. Dari 15 ribu kilo liter kebutuhan BBM untuk Jabodetabek yang ditampung di storage Plumpang, 14 ribu kilo liter nya di suplai dari TBBM Balongan," papar politisi F-NasDem itu.
Dikatakannya, di TBBM Balongan yang terbakar adalah tangkinya bukan kilangnya. "Yang terbakar 4 tangki, yakni 2 tangki dalam kondisi ada isinya dan yang 2 sisanya dalam kondisi kosong. Tanki yang terbakar di Balongan adalah tangki dengan kapasitas 23 ribu kilo liter dan yang satunya adalah 30 ribu kilo liter BBM berupa Pertalite dan Pertamax. Ini untuk memenuhi kebutuhan di storage Plumpang Jakarta," terangnya.
Di Balongan, lanjut legislator dapil Jawa Tengah VIII itu, setelah terbakar 4 tangkinya kemudian secara sistem di 'lock'. Tetapi konsekuensinya, operasional menjadi shutdown secara keseluruhan. "Oleh karenanya kami memastikan bagaimana Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat itu ketersediaan BBM-nya tetap terpenuhi tanpa terganggu meskipun terjadi musibah di Balongan,” tandas Sugeng.
Tanjung Gerem menjadi salah satu kilang BBM yang diposisikan untuk mensuplai storage di Plumpang Jakarta, selain dari kilang lainnya yakni dari kilang di Cilacap dan Tuban. "Intinya adalah, kita ingin memastikan bahwa secara sistem yang terintegrasi (integrated system) ketersediaan BBM kita handal. Kalau terjadi force majeure, maka tidak mempengaruhi secara total dan fatal. Stok BBM kita tergolong aman dan tidak perlu impor BBM. Karena saat ini kita juga sedang terus-menerus menjaga agar tidak terjadi defisit neraca perdagangan gara-gara impor BBM," tutup Sugeng. (dep)